Walikota Pangkal Pinang Siap Lepas Jabatan. Jika...

  • Update Kamis, 24 Maret 2022
  • Daerah
  • Dilihat : 771 kali

Belitung, 24-03-2022 | Sarwamedia.com

Maulan Aklil alias Molen mengaku siap melepaskan jabatan sebagai Wali Kota Pangkalpinang, jika Ia tidak mampu menyelesaikan persoalan yang terjadi di kota yang di pimpinnya Ia siap mundur jika selama jadi pemimpin dirasa tidak berguna bagi masyarakat serta tak memberikan perubahan berarti.

Saya sebagai wali kota kalau tidak ada gunanya untuk apa, mending mundur jadi wali kota dan tahun berikutnya tidak menyalonan diri lagi jadi wali kota,” kata Molen kepada wartawan , Rabu (23/3/2022).

Di kutip dari Bangkapos. (24/3/2022) pukul 08.43 WIB Molen menegaskan, Ia tidak ambil pusing terhadap kelompok tertentu yang sengaja memperkeruh suasana agar masyarakat tidak mempercayai kinerjanya selama ini memimpin Pangkalpinang.

Pasalnya bagi dia hidup itu berproses, tidak serta merta langsung bisa sukses. Jika menjadi seorang pemimpin bekerja dengan tulus maka orang akan terbuka matanya dan mengakui kinerja seorang pemimpin. "What ever (apapun-red) orang mau ngomong apa terserah, yang penting kita tulus untuk masyarakat kita, untuk warga kita,” tegas dia.

Di sisi lain ia tak pernah mempersoalkan jabatan, akan tetapi bagaimana menjadi seorang kepala daerah mampu memberikan jaminan pemenuhan hidup masyarakat melalui kebijakan yang diambil. Di mana kehidupan itu bukan kehidupan yang sekarang, melainkan kehidupan harus dipikirkan yakni seharusnya setelah nanti tidak ada lagi di muka bumi ini.

Sebagai seorang manusia hanya memiliki kapasitas untuk memohon kepada sang pencipta, bagaimana caranya masuk surga. Karena semakin mengatakan, membicarakan orang lain semakin mengurangi amal ibadah.

Buat apa jadi wali kota kalau tidak bisa memanfaatkan kekuasaan yang saya punya, buat apa jadi wali kota jika saya punya pena tidak bisa untuk membuat kebijakan-kebijakan membantu masyarakat,” tegas Molen.

Kendati demikian Molen mengatakan, menjadi wali kota di era sekarang ini memang memiliki aktivitas yang luar biasa dan cukup menguras tenaga. Jadi wali kota harus sepenuhnya mendedikasikan diri untuk masyarakat.

Bahkan dia mengakui, pernah membuat perjanjian dengan istrinya untuk menutup rumah dan tidak menerima tamu ketika Pukul 21.00 WIB. Namun hal itu hanya berlangsung selama satu hari, bahkan ketika dirinya ke kebun, hingga ke kantor selalu disusul.

Orang bukan nilai fisiknya, kalau fisik wali kota badan 180 sentimeter, enggak cocok jadi wali kota, enggak ada potongannya. Enggak ada dulu yang ngomong Molen jadi Walikota, yang penting kita kerja, kerja, kerja,” tegasnya. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto/Sarwamedia)

Form Komentar
Komentar Anda