MENTERI AGAMA KELUARKAN ATURAN SOAL HARI BESAR KEAGAMAAN, SEMUA WAJIB BACA, PENTING!
Tanjungpandan, 16-10-2021 | Sarwamedia.com
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan sejumlah larangan dalam rangka memeriahkan hari besar keagamaan. Salah satu yang ia larang, yakni melakukan pawai termasuk saat Maulid Nabi Muhammad SAW pada 19 Oktober 2021 mendatang. Tak hanya itu, pemerintah juga telah menggeser hari libur peringatan tersebut pada 20 Oktober 2021 sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.
“Dilarang untuk melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka hari besar keagamaan yang melibatkan jumlah peserta dalam skala besar,” jelasnya, Minggu (10/10/2021).
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga telah mengeluarkan aturan terkait kegiatan masyarakat dalam memperingati hari besar keagamaan. Kemenag menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Yaqut meneken Surat Edaran Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2021 yang memuat pedoman tersebut pada 7 Oktober 2021. Menurut Yaqut, penerbitan pedoman tersebut bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Selain itu juga untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang memperingati Maulid Nabi, Natal, serta hari besar keagamaan lainnya. Lebih lanjut, Yaqut juga menjelaskan bahwa pelaksanaan pedoman disesuaikan dengan kriteria level di wilayah masing-masing.
Berikut ketentuan lengkap Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan selama Pandemi Covid-19:
Peringatan Hari Besar Keagamaan pada daerah dengan kriteria Level 2 dan Level 1 penyebaran COVID-19 dapat dilaksanakan secara tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Peringatan Hari Besar Keagamaan pada daerah dengan kriteria Level 4 dan Level 3 penyebaran COVID-19 dianjurkan dilaksanakan secara virtual/daring.
Dalam hal daerah dengan kriteria Level 4 dan Level 3 penyebaran COVID-19 tetap melaksanakan Peringatan Hari Besar Keagamaan secara tatap muka hendaknya:
a. dilaksanakan di ruang terbuka;
b. apabila dilaksanakan di tempat ibadat (masjid/mushalla, gereja, pura, vihara, kelenteng/litang, dan tempat lain yang difungsikan sebagai tempat ibadat) atau ruang tertutup lainnya, jumlah peserta yang hadir paling banyak 50 persen (lima puluh persen) dari kapasitas ruangan atau 50 (lima puluh) orang;
c. peserta yang hadir diutamakan berasal dari warga daerah sekitar; dan
d. pelaksanaan kegiatan dan peserta sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, tetap menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat dan telah dikoordinasikan dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 setempat.
Penyelenggara Peringatan Hari Besar Keagamaan wajib:
a. menyediakan petugas untuk menginformasikan serta mengawasi pelaksanaan Protokol Kesehatan 5M;
b. melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jemaah menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun);
c. menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir;
d. menyediakan cadangan masker medis;
e. melarang jemaah dengan kondisi tidak sehat mengikuti pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan;
f. mengatur jarak antarjemaah paling dekat 1 (satu) meter dengan memberikan tanda khusus pada lantai, halaman, atau kursi;
g. kotak amal, infak, kantong kolekte, atau dana punia ditempatkan pada tempat tertentu dan tidak diedarkan;
h. memastikan tidak ada kerumunan sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan dengan mengatur akses keluar dan masuk jemaah;
i. melakukan disinfeksi di tempat pelaksanaan kegiatan;
j. memastikan tempat ibadat atau tempat penyelenggaraan memiliki sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari dapat masuk serta apabila menggunakan air conditioner (AC) wajib dibersihkan secara berkala;
k. memastikan pelaksanaan khutbah, ceramah, atau tausiyah wajib memenuhi ketentuan:
1) khatib, penceramah, pendeta, pastur, pandita, pedanda, atau rohaniwan memakai masker dan pelindung wajah (face shield) dengan baik dan benar; dan
2) khatib, penceramah, pendeta, pastur, pandita, pedanda, atau rohaniwan mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.
Peserta Peringatan Hari Besar Keagamaan wajib:
a. menggunakan masker dengan baik dan benar;
b. menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer;
c. menjaga jarak dengan jemaah lain paling dekat 1 (satu) meter;
d. dalam kondisi sehat (suhu badan di bawah 37 derajat celcius);
e. tidak sedang menjalani isolasi mandiri;
f. membawa perlengkapan peribadatan/keagamaan masing-masing (sajadah, mukena, dan sebagainya);
g. membawa kantong untuk menyimpan alas kaki;
h. menghindari kontak fisik atau bersalaman;
i. tidak baru kembali dari perjalanan luar daerah; dan
j. yang berusia 60 (enam puluh) tahun ke atas dan ibu hamil/menyusui disarankan untuk beribadah di rumah.
Penyelenggara dianjurkan menyediakan QR Code PeduliLindungi dan peserta dianjurkan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di rumah ibadat dan di tempat lain yang digunakan untuk mengikuti Peringatan Hari Besar Keagamaan.
Dilarang untuk melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka Peringatan Hari Besar Keagamaan yang melibatkan jumlah peserta dalam skala besar.
( SUMBER : NKRIPOST/Nesiatimes )