Menderita Penyakit, Pasangan Paruh Baya di Belitung ini Hanya Hidup Seadanya Berdua
Belitung, 14-07-2022 | Sarwamedia.com
Nasib pilu menimpa pasangan paruh baya di Belitung. Rohani (54) dan suaminya Edy (60) harus bertahan hidup seadanya ditengah kondisi mereka yang mengalami penyakit. Mereka berdua merupakan pasangan warga Kampung Laut, Kelurahan Paal Satu, Tanjungpandan, Belitung.
Sudah hampir 10 tahun terakhir ini Rohani mengalami stroke yang membuatnya kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Hampir keseharian Rohani ia jalani diatas tempat tidur akibat kondisi stroke yang ia derita.
Sementara sang suami, Edy mengalami kondisi gangguan pengelihatan yang juga membuatnya sulit untuk beraktivitas. Dalam kondisi serba seadanya, kedua pasangan ini saling menjaga dan mencoba bertahan hidup.
Stroke yang dialami oleh Rohani bermula ketika ia mengalami kecelakaan sekitar 10 tahun lalu. Upaya pengobatan telah dilakukannya, baik dari upaya medis maupun pengobatan tradisional telah dilakukannya. Namun kondisinya tak kunjung membaik, justru ia malah mengalami lumpuh di tubuh bagian kanan.
"Dari awal kecelakaan tidak dapat digerakkan. Akhirnya gini lah jari tangan kanan kaku," kata Rohani.
Rohani sendiri sebenarnya masih berkeinginan untuk sembuh. Namun ia mengaku tidak tahu harus memulai dari mana. Belum lagi kondisi mereka yang kekurangan serta suaminya yang mengalami gangguan pengelihatan membuat mereka kesulitan untuk melakukan upaya pengobatan.
"Dulu pernah diantar berobat naik motor, tapi hampir jatuh karena laki aku juga sulit melihat, jadi nabrak orang. Kalau niat sembuh tetap ada, tapi kondisi seperti ini," lanjut Rohani.
Saat ini, pasangan paruh baya ini bertahan hidup dari penghasilan Edy yang saat ini bekerja serabutan. Sebelumnya Edy bekerja sebagai buruh di pelabuhan. Namun, karena kondisinya yang mengalami gangguan pengelihatan serta usianya yang telah lanjut membuat Edy tak lagi mempunyai pekerjaan tetap.
Edy biasanya dimintai bantuan oleh tetangganya untuk memanggang ikan. Dari hasil memanggang ikan biasanya ia mengantongi upah Rp 25 - 30 ribu. Sesekali tetangganya meminta ia untuk memanggang timah dengan upah Rp 200 ribu, namun cukup jarang Edy dimintai bantuan untuk memanggang timah. Dari pekerjaan serabutan itulah yang mereka gunakan untuk bertahan hidup sehari-hari. (Owi)
Dikutip dari: Pos Belitung